SUSPENSI

 Standar Kompetensi : Memahami teknik pembuatan sediaan obat dalam skala kecil atau industri

Kompetensi Dasar : Menjelaskan teknik pembuatan sediaan suspensi

Materi Pembelajaran :

  • Definisi suspensi
  • Pembagian Suspensi
  • Stabilitas suspensi
  • Cara mengerjakan suspensi
  • Penilaian suspensi

Tujuan Pembelajaran:

  • Mendeskripsikan pengertian suspensi
  • Menjelaskan stabilitas suspensi
  • Menjelaskan bahan dasar pensuspensi
  • Menjelaskan cara mengerjakan obat dalam suspensi
  • Melakukan penilaian stabilitas suspensi

Definisi Suspensi

Suspensi adalah  sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995)
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut., terdispersi dalam cairan pembawa. (Anief, 1997)
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat minimum. (Ansel, 2008)
Suspensi memberikan andil di bidang farmasi dan kedokteran dalam hal membuat zat-zat yang tidak larut dan seringkali tidak enak rasanya menjadi suatu sediaan yang enak atau juga dalam hal membentuk suatu sediaan obat kulit yang cocok untuk penggunaan kulit dan pada membran mukosa, serta dalam hal pemberian parenteral dari obat-obat yang tidak larut. (Martind et al, 2008)
Sesuai sifatnya, partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila didiamkan. 
Zat yang tersuspensi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, maka endapan harus segera terdispersi kembali. jika diinginkan, bisa ditambahkan zat tamabahan untuk menjamin stabilitas suspensi. 
Sediaan suspensi ada yan dapat langsung digunakan atau suspensi jadi , seperti suspensi antasida, contoh mylanta. Adapula yang berupa campuran padat dan harus dikonstitusikan dulu dengan cairan pembawa sebelum digunakan (suspensi segar), seperti Amoxsan suspensi (Sanbe Farma) 125 mg/5mL sirop kering.
Umumnya, pemberian bentuk suspensi terkonstitusi adalah bahan-bahan antibiotika yang tidak stabil bila dalam bentuk cairan dan untuk waktu penyimpanan yang lama. Selain bahan obat antibiotika, produk serbuk kering untuk suspensi oral ini dibuat oleh pabrik farmasi dengan komponen lain, yaitu zat pensuspensi, pewarna, pemanis, dan pengaroma sehingga bila sediaan ini akan diserahkan ke pasien, peracik obat tinggal menambahkan sejumlah air sebagai pembawa dan mengocok campuran sampai homogen.

Pembagian suspensi

Berdasarkan pemakaiannya, suspensi dapat dibedakan:

  • Suspensi oral, bisa berupa suspensi jadi atau suspensi tekonstitusi
Contoh: Suspensi antasida, mylanta, episan,dan sebagainya.
  • Suspensi topikal
Sediaan cair yang mengandung partikel terdispersi dalam pembawa cair dan ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Suspensi ini diberi etiket sebagai lotio (lotion). Karakteristik lotion harus mudah menyebar pada area kulit pada waktu dipakai, tetapi tidak mudah mengalir dan harus cepat kering untuk membentuk lapisan pelindung. Calamini Lotio.
  • Suspensi tetes telinga
Sediaan cair yang mengandung partikel halus dan ditujukan untuk diteteskan ke dalam telinga. Menurut FI Edisi III, sebagai bahan pesuspensi dalam sediaan tetes telinga digunakan sorbitan, polisorbat, atau surfaktan lainnya yang cocok.
  • Suspensi oftalmik
Sediaan cair steril yang mengandung partikel dan terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam bentuk suspensi ini harus berbentuk partikel halus/termikronasasi karena jika tidak, dapat menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea mata.
Contoh : Cendo Chorton
  • Suspensi untuk injeksi
Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai, tetapi tidak disuntikkan secara intravena atau ke dalam larutan spinalkarena dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan vena.
  • Suspensi injeksi terkonstitusi
Merupakan sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk cairan dan memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
  • Suspensi lavement
Contohnya adalah lavement dengan dengan bahan obat Iodoform (mempunyai takaran maksimum khusus  lavement sesuai dengan farmakope Belanda edisi V) dalam cairan medium mucilago amyli.

Stabilitas suspensi

Dalam pembuatan suspensi, hal yang paling dasar adalah cara memperlambat penimbunan partikel padat yang tak larut dan tetap menjaga agar sediaan tetap homogen. Ada 4 faktor yang mempengaruhi stabilitas agar sediaan suspensi tidak mengalami agregasi. Sekalipun terjadi pengendapan, partikel tetap terdistribusi merata dengan pengocokan ringan. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah:
Ukuran partikel
Untuk memperlambat gerakan partikel yang tidak larut, teknik yang dapat dilakukan adalah dengan memperkecil ukuran partikel. karena ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang dan daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu.
Hubungan antara ukuran partikel berbanding terbalik dengan luas penampangnya,sedangkan luas penampang berbanding linear dengan daya tekan ke atas. artinya, semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas penampangnya (dalam volume yang sama), sehingga daya tekan ke atas cairan akan semakin besar. Hal ini menyebabkan gerakan partikel untuk mengendap menjadi lambat atau memperkecil kecepatan alir.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan mortir, colloid mill, mixer atau homogenizer.

Kekentalan (viskositas)
Semakin kental suatu suspensi, kecepatan alirannya akan semakin kecil (turun) dan proses pembentukan endapan akan lambat.
Menurut FI III, suspensi dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi seperti bahan-bahan pengental. Perlu diperhatikan bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar tujuan suspensi mudah dikocok dan dituang.

Hubungan antara kekentalan suspensi dengan kecepatan aliran dapat dijelaskan lebih rinci melalui Hukum Stokes.

Keterangan:
V   : Kecepatan aliran
d   :  Diameter partikel
ρ   :  Berat jenis partikel
ρo :  Berat jenis cairan
g  :   Gravitasi
η : Viskositas cairan
 
Jumlah partikel (konsentrasi)
Semakin besar konsentrasi partikel, suspensi akan semakin cepat untuk mengendap. Namun, faktor jumlah partikel ini tidak bisa diubah dan merupakan faktor tetap karena konsentrasi obat ditentukan oleh dokter sesuai jumlah yang diresepkan.

Sifat/muatan partikel
Kemungkinan besar suatu suspensi mengandung beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Kemungkinan akan terjadi interaksi antar bahan tersebut sehingga menghasilkan reaksi berupa bahan yang sukar larut atau terbentuk endapan dalam cairan tersebut. Karena sifat/muatan tersebut merupakan sifat alami, tidak dapat diubah atau dipengaruhi.

Bahan Pensuspensi (Suspending agent)

Tujuan penambahan bahan pensuspensi adalah agar suspensi menjadi stabil. Bahan pensuspensi memiliki sifat dapat meningkatkan viskositas/kekentalan cairan.

Kelompok bahan pensuspensi terbagi menjadi:
Bahan pensuspensi yang berasal dari alam

a. golongan gom

kebanyakan bahan pensuspensi merupakan golongan gom yang memiliki sifat hidrokoloid, yaitu mengembang atau mengikat air sehingga dapat membentuk lendir atau mucilago. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekentalan lendir/mucilago adalah panas, pH, dan proses fermentasi bakteri.

Yang termasuk golongan gom adalah:

Gummi acaciae (PGA/Pulvis Gummi Arabicum/gom arab)

Gummi acaciae adalah eksudat gom kering yang diperoleh dari batang dan dahan Acacia senegal, mudah larut dalam air dan bersifat asam. Memiliki kekentalan optimum pada pH antara 5-9, sehingga bila ditambahkan zat-zat yang dapat mengubah pH tersebut, maka viskositas akan turun.

Karena suspensi gom mudah dirusak oleh bakteri, maka harus ditambahkan pengawet/preservative, seperti butil para benzoat, etil para benzoat, nipagin dan nipasol.

Chondrus

Bahan pensuspensi ini diperoleh dari tanaman, sifatnya larut dalam air, tidak larut dalam air dan bersifat basa.

Tragakan

Merupakan eksudat kering dari Astragalus gummifera Labillardiere atau spesies Asiatic lain dari Astragalus. Tragakan dalam air kana lambat mengembang dan bisa dipercepat dengan pemanasan. Viskositasnya lebih kental jika dibandingkan dengan lendir gom. Dan lendir tragakan ini efektif sebagai stabilisator suspensi.

Algin

Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut dan tersedia dalam bentuk garamnya seperti natrium alginat. Bahan ini mudah mengalami fermentasi sehingga perlu ditambahakn pengawet. Kadar alginat yang dipakai  sebagai agen pensuspensi  sekitar 1-2%.

b. Golongan bukan gom

Berasal dari alam tetapi bukan termasuk golongan gom ,Contohnya adalah tanah liat, yaitu bentonite, hectorite, dan veegum. Ketiga bahan tersebut ketika dimasukkan ke dalam air akan mengembang. Jika dibiarkan , maka akan membentuk massa semipadat dan mudah berubah menjadi cair jika dilakukan penggojokan. Karakter seperti itu dinamakan tiksotropik.

Ketiga bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat, tidak dipengaruhi oleh panas maupun fermentasi bakteri, dan tidak larut dalam air sehingga penambahan bahan tersebut ke dalam suspensi adalah dengan menaburkan bahan pensuspensi tersebut pada campuran suspensi.

Bahan pensuspensi sintesis

a. Derivat selulosa
Contoh : CMC, Hidroksi metil selulosa, dan metil selulosa. Tata nama metil selulosa atau methosol/tilosa umumnya diikuti dengan angka tertentu, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan bahan pensuspensi itu dalam menambah viskositas suspensi. 
Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produk makanan. Dalam industri farmasi, selain brmanfaat sebagai suspending agent, juga dimanfaatkan sebagai laksansia serta zat penghancur dalam sediaan tablet.
b. Golongan organik polimer
Misalnya Carbopol 934 atau Carbomer. Carbopol 934 berupa serbuk putih bersifat asam, sedikit larut dalam air, dan tidak mengiritasi kulit. Karena  itu Carbopol digunakan sebagai basis untuk membuat sediaan gel. Karakteristik lainnya dari Carbopol adalah sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Kadar yang digunakan dalam suspensi adalah 1%.

Cara mengerjakan suspensi
Metode Pembuatan Suspensi

a. Metode Dispersi

Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam mucilago yang telah terbentuk kemudian diencerkan. Kadangkala terjadi kesulitan pada saat mendispersikan serbuk dengan pembawa, hal tersebut terjadi karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.

Serbuk yang sangat halus mudah terpapar udara sehingga sukar untuk dibasahi. Mudah atau sukarnya serbuk dibasahi tergantung dari besarnya sudut kontak antara zat terdispersi dengan medium. Bila sudut kontak kurang lebih 90ᵒ, serbuk akan mengambang di atas cairan. Serbuk yang demikian memiliki sifat hidrofob, contohnya sulfur.
Untuk menurunkan tegangan permukaan antarmuka antara partikel zat padat dengan cairan, suspensi perlu ditambahkan dengan zat pembasah (wetting agent) sehingga sudut kontak menjadi kecil dan partikel padat akan mudah terbasahi. Pembasahan dapat dilakukan dengan menggunakan gliserin, larutan gom, atau propilen glikol untuk mendispersikan partikel.

b. Metode Praesipitasi

Bahan obat yang akan didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut organik (etanol, propilenglikol atau polietilenglikol). Kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air. hasilnya akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. 

Sistem Pembentukan Suspensi

a. Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah, cepat mengendap, dan pada penyimpanan tidak terjadi cake, serta mudah tersuspensi kembali,
b. Sistem deflokulasi
Dalam sistem deflokulasi, mengendap perlahan dan pada akhirnya membentuk sedimen (endapan) dan terjadi agregasi yang akhirnya membentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
                    

Parameter

Deflokulasi

Flokulasi

Keadaan partikel

Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain

 

Partikel merupakan agregat yang bebas

Laju sedimentasi

Sedimentasi yang terjadi lambat, masing-masing partikel yang mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal

 

Sedimentasi terjadi cepat

Kecepatan pembentukan sedimen (endapan)

Sedimen terbentuk lambat

Sedimen terbentuk cepat

Pembentukan cake

Terbentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali

Tidak terbentuk cake yang keras dan padat. Endapan mudah terdispersi Kembali seperti semula

Wujud/tampilan suspensi

Tampilan suspense bagus/menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu yang relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan yang di atasnya berkabut

Wujud suspense kurang bagus/kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan di atasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata

 Perbedaan sifat dan partikel deflokulasi dan flokulasi

Formulasi Suspensi

Ada 2 cara ntuk membuat suspensi yang stabil secara fisik ,yaitu:
1. Menggunakan structure vehicle untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi. Structure vehicle adalah larutan hidrokoloid, seperti tilose, gom dan bentonit
2. Menggunakan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.

Suspensi yang ideal adalah yang memiliki sistem flokulasi karena menjamin terjadinya partikel suspensi walaupun dalam waktu lama akan mengendap, mudah didispersikan kembali dengan pengocokan ringan. Cara pembuatan suspensi sistem flokulasi adalah:
  1. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium
  2. Kemudian tambahkan zat pemflokulasi
  3. Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir
  4. Apabila dikehendaki agar suspensi flokulasi tidak cepat mengendap, ditambahkan structure vehicle di dalamnya.
  5. Suspensi akhir yang didapat adalah suspensi flokulasi dalam structure vehicle.
Bahan pemflokulasi yang dipakai adalah larutan elektrolit,surfaktan, atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, begitu pula sebaliknya. Misalnya, suspensi bismuth subnitras yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi bermuatan negatif, yaitu kalium posfat mono basa.

Penilaian suspensi

Parameter yang digunakan untuk menilai stabilitas suspensi adalah:
1. Volume sedimentasi
Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.

F  = Vu/Vo

2. Derajat flokulasi

Adalah rasio sedimen akhir  dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap sedimen akhir suspensi deflokulasi.

Derajat flokulasi  = Vu/Voc

3. Metode Reologi

Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan karakteristik pengendapan, serta mengatur pembawa dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
4. Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Frezze-thaw cycling, yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, selanjutnya temperatur dinaikkan sampai mencair kembali. Tujuannya untuk melihat pertumbuhan kristal. Prinsipnya yaitu tidak boleh terjadi perubahan partikel dan sifat partikel.


Lebih baru Lebih lama